Beginilah nasib seorang budak. Detik waktunya
adalah hitungan kerja memenuhi suruhan, melaksanakan perintah dan menjalankan
keinginan sang majikan. Sebuah kehidupan yang tidak beraturan dan hanya
berputar-putar pada siklus perintah dan suruhan dari satu majikan kepada
majikan lainnya.
Demikian pula hal seorang budak dari Habasyah
yang bekerja pada seorang perempuan di kota Mekah. Nasib telah membawanya
menjadi budak belian lengkap dengan seluruh tanggung jawab yang harus dipikulnya
sebagai hamba sahaya.
Namun dalam kesibukan hariannya, ia masih sempat
membagi waktunya menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah untuk bekerja
menjalankan tugasnya sebagai hamba sahaya. Bagian kedua untuk beribadah.
Begitulah. Ia jalani hidupnya dengan teratur
dengan tiga porsi waktu itu. Di sela-sela pekerjaanya, ia menyempatkan diri
menemui sahabat Abu Hurairah r.a, Abdullah Ibnu Zubair r.a, Abdullah Ibnu Abbas
r.a dan para sahabat lainnya untuk belajar dan meraup pengetahuan.
Melihat kegigihan budak Habasyah ini dalam
menuntut ilmu, majikannya kemudian memerdekakannya. Setelah itu ia pun
mencurahkan seluruh waktunya untuk ilmu dan ibadah. Hingga sampailah suatu
ketika Abdullah bin Umar r.a datang ke Mekah untuk melaksanakan umrah. Penduduk
Mekah pun mengerumuninya untuk bertanya persoalan-persoalan agama. Ibnu Umar
memandangi mereka sambil berkata:”Sungguh aku heran dengan kalian wahai
penduduk Mekah. Kalian mendatangiku untuk bertanya persoalan agama,
padahal di tengah-tengah kalian ada ‘Atha bin Abi Rabah”.
Ya. Hamba sahaya dari Habasyah tadi yang bernama
‘Atha bin Abi Rabah kini telah menjadi seorang pemuka ahli fiqih di kota Mekah.
Ia menjadi imam dan guru di mesjidil haram. Kegigihannya telah membawanya ke
derajat sangat mulia yang mungkin tak bisa dicapai oleh raja-raja.
Kegigihan pula yang menjadikan Hellen Keller,
seorang wanita yang buta dan tuli bisa menjadi mahasiswa terbaik di universitas
Harvard Amerika Serikat dan menghasilkan sebuah buku berjudul The Story of My
Life yang kemudian menjadi Best Seller dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa.
Demikianlah catatan sejarah umat manusia
bercerita kepada kita bahwa kejayaan terletak pada kegigihan dan tekad yang
kuat.
kisah ini membuktikan...
Dalam masa yang sama jangan
lupe doa
أخره و خير عملي خواتيمه و خير أيامي يوم
لقائك
لقائك
“Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat)” (H.R. Ibnus Sunny)
inilah destination kita sebagai hamba Allah. Sekian..